PUISI AMIR HAMZAH
Puisi Cinta | Amir Hamzah adalah budayawan dan tokoh populer dalam dunia kesusasteraan Indonesia. Beliau digolongkan oleh HB Jasin dalam angkatan pujangga baru bersama Sutan Takdir Alisyabana dan Armin Pane. Amir Hamzah lahir diTanjung Pura, Langkat, Sumatra Utara pada tanggal 28 Februari 1911. Amir Hamzah wafat di Kuala Begumit dan dimakamkan di pemakaman Mesjid Azizi, Tanjung Pura, Langkat karena terbunuh dalam Revolusi Sosial Sumatra Timur pada tahun 1946. Ia diangkat menjadi Pahlawan Nasional Indonesia berdasarkan SK Presiden RI Nomor 106/ tahun 1975, tanggal 3 November 1975.
Amir Hamzah lahir dalam lingkungan keluarga bangsawan Melayu (Kesultanan Langkat) dan banyak berkecimpung dalam alam sastra dan kebudayaan Melayu. Amir Hamzah bersekolah menengah dan tinggal di Pulau Jawa pada saat pergerakan kemerdekaan. Ia menikah dengan putri Sultan Mahmud Syah yang bernama Tengku Kamaliah. Dari pernikahannya itu, Amir Hamzah dikaruniai anak perempuan bernama Tengku Tahura.
PUISI AMIR HAMZAH |
Sebagai bangsawan yang hidup di istana, Hamzah telah berhasil mengakarkan tradisi sastra hikayat dalam kehidupan pribadinya meskipun ia mendapatkan pendidikan ala Barat. Hal itulah yang membuat keberadaan puisi-puisi Amir Hamzah dianggap sangat penting dalam fase transisi perkembangan puisi Indonesia, dari tradisional menuju modern. Amir Hamzah bahkan dianggap sebagai penutup tradisi sastra Melayu.
Beberapa karya populer Amir Hamzah antara lain kumpulan sajak ”buah rindu” (1941). Puisi-puisi populer karya Amir Hamzah seperti Nyanyi Sunyi (1937), menjadi referensi kesusastraan Indonesia. Amir Hamzah juga menghasilkan terjemahan, seperti Setanggi Timur (1939), Bagawat Gita (1933), dan Syirul Asyar.
Berikut beberapa puisi Amir Hamzah:
BERDIRI AKU
Oleh : Amir Hamzah
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyeduk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas.
Benang raja mencelup ujung
Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
dimabuk wama berarak-arak.
Dalam rupa maha sempuma
Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju.
Baca Juga :
Kumpulan Puisi Chairil Anwar Tentang Persahabatan
PADAMU JUA
Oleh: Amir Hamzah
Habis kikis
segala cintaku hilang terbang
pulang kembali aku padamu
seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
pelita jendela di malam gelap
melambai pulang perlahan
sabar, setia selalu.
Satu kekasihku
aku manusia
rindu rasa
rindu rupa.
Di mana engkau
rupa tiada
suara sayup
hanya kata merangkai hati
Engkau cemburu
engkau ganas
mangsa aku dalam cakarmu
bertukar tangkap dengan lepas
Nanar aku, gila sasar
sayang berulang padamu jua
engkau pelik menarik ingin
serupa dara di balik tirai
Kasihmu sunyi
menunggu seorang diri
lalu waktu - bukan giliranku
mati hari - bukan kawanku
DOA POYANGKU
Oleh: Amir Hamzah
Poyangku rata meminta sama
semoga sekali aku diberi
memetik kecapi, kecapi firdausi
menampar rebana, rebana swarga
Poyangku rata semua semata
penabuh bunyian kerana suara
suara sunyi suling keramat
kini rebana di celah jariku
tari tamparku membangkit rindu
kucoba serentak genta genderang
memuji kekasihku di mercu lagu
Aduh, kasihan hatiku sayang
alahai hatiku tiada bahagia
jari menari doa semata
tapi hatiku bercabang dua
TURUN KEMBALI
Oleh: Amir Hamzah
Kalau aku dalam engkau
dan kau dalam aku
adakah begini jadinya
jaku hamba engkau penghulu ?
Aku dan engkau berlainan
engkau raja, maha raya
cahaya halus tinggi mengawang
pohon rindang menaung dunia.
Di bawah teduh engkau kembangkan
taku berdiri memati hari
pada bayang engkau mainkan
aku melipur meriang hati
Diterangi cahaya engkau sinarkan
aku menaiki tangga, mengawan
kecapi firdausi melena telinga
menyentuh gambuh dalam hatiku
Terlihat ke bawah
kandil kemerlap
melambai cempaka ramai tertawa
hati duniawi melambung tinggi
berpaling aku turun kembali
DOA
Oleh: Amir Hamzah
Dengan apakah kubandingkan pertemuan kita, kekasihku?
Dengan senja samar sepoi, pada masa purnama meningkat naik, setelah
menghalaukan panas payah terik.
Angin malam mengembus lemah, menyejuk badan, melambung rasa menayang
pikir, membawa angan ke bawah kursimu.
Hatiku terang menerima katamu, bagai bintang memasang lilinnya.
Kalbuku terbuka menunggu kasihmu, bagai sedap malam menyiarkan kelopak.
Aduh, kekasihku, isi hatiku dengan katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu,
biar bersinar mataku sendu, biar berbinar
gelakku rayu!
TELUK JAYAKATERA
Oleh: Amir Hamzah
Ombak memecah di tepi pantai
angin berhembus lemah lembut
puncak kelapa melambai-lambai
di ruang angkasa awan bergelut.
Burung terbang melayang-layang
serunai berseru "adikku sayang"
perikan bernyanyi berimbang-imbang
laut harungan hijau terbentang.
Asap kapal bergumpal-gumpal
melayari tasik lautan jawa
beta duduk berhati kesal
melihat perahu menuju Semudera.
Musafir tinggal di tanah Jawa
seorang diri sebatang kara
hati susah tiada terkata
tidur sekali haram cendera.
Menurut Teeuw Amir memiliki pemahaman lengkap tentang kekuatan dan kelemahan dari Bahasa Melayu, mencampurkan pengaruh sastra timur dan barat. Oleh karenanya dia disebut-sebut telah membangkitkan kembali Sastra Melayu.
Sekian, semoga bermanfaat.
Salam sastra