Puisi Modern ~ Puisi modern merupakan puisi bebas yang dalam artian memiliki gaya bebas dalam berbagai unsur - unsurnya. Tidak ada aturan dalam jumlah baris, rima puisi puin tak lagi menjadi ptokan, puisi modern mewakili kondisi zaman saat ini yang menginginkan fredoom atau kebebasan.
Menurut pemerhati sastra Suroto mengatakan bahwa puisi modern adalah
bentuk puisi yang benar-benar bebas maksudnya bebas dalam bentuk maupun isi. Jenis puisi modern tidak lagi terikat oleh aturan jumlah baris, rima atau ikatan lain yang biasa digunakan pada puisi lama maupun puisi baru
Sementara itu, Sutan ali Syahbana mendeskripsikan puisi modern dengan penjelasan sebagai berikut :
puisi-puisi yang timbul ketika masyarakat telah mendapat pengaruh kebudayaan dunia, jadi tidak hanya kebudayaan yang berasal dari Barat tetapi juga kebudayaan Rusia, Perancis, Cina dan lain-lain.
Menurut beberapa sumber, puisi modern lahir dari masa pergerakan terkhusus masa kependudukan Jepang. Dengan hadirnya Jepang, ada kebebasan dalam menyampaikan berbagai karya dalam bahasa Indonesia. Para sastrawan Indonesia pun mulai membuka diri terhadap bentuk lain puisi yang sudah mulai menyerap dari sastra dunia.
Chairil Anwar sebagai salah satu tokoh pelopor angkata 1945 merupakan sastrawan yang sering menggunakan jenis puisi modern untuk karya - karyanya.
Pada dasarnya, para pelopor puisi modern berpandangan bahwa puisi merupakan alat untuk mengekspresikan jiwa dengan sebebas - bebasnya. Ketika seseorang terikat pada batasan baring, rima dan lain sebagainya maka kebebasan dalam berekspresipun menjadi kembali terikat. Maka, mereka para pelopor puisi modern meniadakan aturan tersebut agar ekspresi yang keluar dari perasaan maupun pemikiran mereka benar - benar murni dari diri mereka tanpa diolah dengan berbagai aturan dan ilmu sastra.
Ciri-ciri Puisi Modern
Adapun ciri-ciri puisi modern yang dikemukakan oleh Masduki (2011) adalah sebagai berikut.- Menutamakan kebebasan dalam mengekspresikan jiwa sehingga bentuk puisinya bebas
- Gaya kepenulisannya cenderung merupakan eksperimen sastra
- Meski memiliki kebebasan dalam menulis puisi, untuk menguatkan ekspresi, setiap kata atau bunyi berfungsi menguatkan makna dari puisi itu sendiri
- Beberapa contoh puisi modern memiliki tipografi atau tata tulis yang memiliki unsur estetis
Macam-Macam Puisi Modern
Berikut ini adalah beberapa contoh puisi modern diantaranya :
(a) Balada
Balada ialah puisi yang berisi suatu cerita. Misalnya, Jante Arkidam karya Ajib Rosidi, Nyanyian Angsa karya W.S. Rendra, Balada Terbunuhnya Atmo Karpo karya W.S. Rendra.
(b) Romance
Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan kasih sayang terhadap kekasih.
Contoh :
Surat Cinta
Kutulis surat ini
kala hujan gerimis
bagai bunyi tambur mainan
anak-anak peri dunia yang gaib
dan angin mendesah
mengeluh dan mendesah,
wahai, dik Narti,
aku cinta kepadamu!
Kutulis surat ini
Kala hujan menangis
Dan dua ekor belibis
Bercintaan dalam kolam
Bagai dua anak nakal
Jenaka dan manis
Mengibaskan ekor
Serta menggetarkan bulu-bulunya
Wahai, dik Narti,
Kupinang kau menjadi istriku
......
(c) Elegi
Elegi adalah puisi yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih, rindu atau murung, terutama karena kematian seseorang. Puisi Amir Hamzah yang terkumpul dalam bukunya yang berjudul Nyanyi Sunyi dan Buah Rindu kebanyakan tergolong jenis ini.
Contoh:
Sunyi
Kuketuk pintu masaku muda
Hendak masuk rasa kembali
Taman terkunci dibelan pula
Tinggalah aku sunyi sendiri
Kudatangi gelanggang tempat menyambung
Masa bujang tempat beria
Kulihat singgung-menyinggung
Aku terdiri haram disapa...
Teruslah aku perlahan-lahan
Sayu-sayu hati meliput
Nagislah aku tersedan-sedan
Mendengarkan pujuk duka bercampur
......
(d) Himne (Gita puja)
Himne ialah puisi yang berisi puji-pujian terhadap Tuhan atau sesuatu yang dimuliakan seperti pahlawan.
Contoh:
Do’a
Oleh: Chairil Anwar
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh
Mengingat nama-Mu penuh seluruh
Cahayamu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
Aku hilang bentuk
Remuk
Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
Dipintu-Mu aku mengetuk
Aku tidak bisa berpaling
(Deru Campur Debu, Jakarta: Pembangunan, 1949)
(e) Ode
Ode ialah puisi yang bertema mulia, berciri nada dan gaya yang sangat resmi serta bersifat menyanjung. Ode dapat melukiskan peristiwa umum yang penting atau peristiwa yang menyangkut kehidupan pribadi.
Contoh:
ODE II
Dengar, hari ini ialah hari hati yang memanggil
Dan derap langkah yang berat maju ke satu tempat
Dengar, hari ini ia hari hati yang memanggil
Dan kegairahan hidup yang harus jadi dekat
Berhenti menangis. Air mata kali ini hanya buat si tua renta
Atau menangislah sedikit saja
Buat sumpah yang tergores pada dinding-dinding
Yang sudah jadi kuning dan jiwa yang sudah mati
Atau buat apa saja yang dicintai dan gagal
Atau buat apa saja
Yang sampai kepadamu waktu kau tak merenung
Dan menampak jalan yang masih panjang
........
(f) Satire
Satire ialah karya sastra baik prosa maupun puisi yang berisi kritikan tajam atau bahkan sindirandan cemoohan terhadap kepincangan - kepincangan sosial atau penyalahgunaan dan kebodohan manusia serta pranatanya. Tujuan kritikan tersebut untuk mengoreksi penyelewengan dengan jalan mencetuskan kemarahan dan tawa bercampur dengan kecaman dan ketajaman pikiran.
Contoh:
Seonggok Jagung Di Kamar
Seonggok jagung di kamar
Dan seorang pemuda
Yang kurang sekolahan
Memandang jagung itu,
Sang pemuda lihat ladang
Ia melihat petani
Ia melihat panen
Dan suatu hari subuh
Para wanita dengan gendongan
Pergi ke pasar
Dan ia juga melihat
Suatu pagi hari
Di dekat sumur
Gadis-gadis bercanda
Sambil menumbuk jagung
Menjadi malsena
Penulis : Siti Afifatur Rohmah