Hujan merupakan fenomena alam yang sudah sangat akrab dengan kita. Hujan adalah saat dimana langit meruntuhkan derai-derai air ke bumi. Membasahi segala yang ada. Ketika hujan datang biasanya ada sesuatu yang membuat hati nyaman memandangnya. Sehingga hati kita akan merefleksikan diri, dan memukan rasa syukur kepada Tuhan yang telah menurunkannya menjadi rahmat untuk segala yang ada di bumi.
Hujan selalu diharap-harap kedatangannya. Tersebab kadangkala kemarau terlalu lama memeluk bumi. Hingga terjadilah kekurangan air, petani kesulitan menanam padi, dan bahkan menyebabkan kerusakan hutan misalnya kebakaran karena cuaca terlalu panas.
Namun ketika hujan terus-menerus juga terkadang menimbulkan keresahan dalam dada. Karena dapat menimbulkan banjir, longsor, atau bagi pekerja di lapangan. Ini merupakan ihwal dari kehidupan yang saling terkait, dan asas keseimbangan berlaku. Hujan terkadang diharap dan hujan terkadang juga tak diharap kedatangannya. Tersebab semuanya memiliki alasan.
Kata simbolik hujan juga sering digunakan dalam membuat puisi. Hujan bisa diartikan sebagai derap kebahagiaan, hujan juga menjadi simbol airmata. Selain itu hujan terkadang datang bersama kenangan yang muncul kepermukaan ingatan.
Hal-hal tersebut pula merupakan ihwal lahirnya puisi-puisi yang bertema tentang hujan. Karena setiap serpihan-serpihan yang berserak di semesta ini adalah puisi, yang tengah menunggu kita untuk memunculkannya. Agar setiap orang bisa membaca dan menggali makna-makna yang tersebunyi darinya. Oleh karena itu, kesubyektifan puisi selalu berlaku. Tersebab puisi adalah citraan dari pengalaman indra dan spiritualitas penulisnya masing-masing. Maka benarlah ungkapan bahwa makna puisi sebanyak orang yang membacanya. Semuanya memiliki persepsi sendiri-sendiri tentang puisi. Termasuk puisi tentang hujan atau puisi yang menggunakan simbol hujan.
Contoh Puisi Tentang Hujan Terbaru 2018 |
Berikut merupakan beberapa puisi tentang hujan, yang dapat dijadikan inspirasi pembaca dalam menulis puisi:
RIWAYATKU
Oleh: Iis Sugiarti
aku menghijau di kala hujan
menumbuhkan dedaunan di dadaku
namun seketika kesiur angin
menghempaskan dedaunan ke arah yang entah
dan kini aku adalah akar kemarau
yang meranggas di setiap musim
MENUNGGU HUJAN
Oleh: Iis Sugiarti
sepertinya kemarau telah menua
dan hujan tak kunjung terlahir dari
rahim langit
ketika malaikat-malaikat turun ke bumi
membawa sekantong rahmat dariNya
mereka enggan mengindera
tersebab hatinya bermusim kemarau jua
mungkin semua akan menjadi abu, yang
akan terurai oleh musim penghujan
hingga melahirkan kembali anak-anak doa
HUJAN DI MALLIOBORO
Oleh: Iis Sugiarti
sepanjang jalan mallioboro saat hujan runtuh
kau kau berlari kecil saling berkejaran
air bercipratan ke sekujur tubuh
meresap ke jiwaku, dan
sentuhan senyummu yang seperti angin segar
menelusup ke ceruk-ceruk hatiku
kini, hanya selebas kenangan yang
kuputar saat hujan runtuh
di mataku
HUJAN KALI INI ASING
Oleh: Iis Sugiarti
hujan kali ini asing
bahkan tak kukenali muasalnya
ataukah langit-langit hatimu
yang meruntuhkannya?
tersebab kulihat mendungnya langit
sama dengan mendungnya wajahmu
SENANDUNG HUJAN
Oleh: Iis Sugiarti
gerai hujan mulai kudengar dari langit
aku mengintip lewat jendela
kulihat orang-orang menghamburkan puisi ke udara
semuanya menyenandungkan hujan
setelah kemarau panjang meresahkan dada
kini hujanpun membasahi mimpi-mimpi kembang
untuk berpesta pora merayakan musim semi
dengan bermekaran di sepanjang jalanan
menuju rumahMu
Demikianlah, hujan yang memberikan makna tersendiri bagi masing-masing yang merasakan. Kesemuanya adalah corak kehidupan yang mempunyai aspek keberagaman. Terlebih bagi kalian yang senang menulis. Hujan sudah pasti menjadi salah satu objek perenungannya.
Sekian, semoga bermanfaat.
Salam Sastra…
Pondok Pena, 26 April 2018