Puisi Pahlawan Tak Dikenal | Sekali lagi, mari kita renungkan bahwa pahlawan adalah mereka yang telah berjasa bagi orang lain, bagi sesiapa saja dan bagi mereka yang telah bermanfaat untuk sesama makhluk hidup. Secara khusus, pahlawan adalah mereka yang telah berjuang demi negara. Secara umum, pahlawan bisa siapa saja bahkan pemulung pun pahlawan.
Puisi pahlawan tak dikenal sejatinya bercerita tentang kisah - kisah perjuangan manusia yang dengan ikhlas bekerja, berjuang dan berkorban tanpa pamrih. Termasuk para pahlawan perang yang tak di kenali karena terlalu banyaknya korban dalam perang merebut kemerdekaan. Untuk itulah, di dalam artikel tentang puisi pahlawan tak dikenal kita akan sedikit mengusik makna kepahlawanan. Karena bagi saya, ibu adalah pahlawan yang sangat ku kenal, namun merupakan pahlawan tak dikenal bagi orang lain.
Pasti ada banyak pahlawan tak dikenal lain yang masih bertebaran di seantero tanah dunia ini. Sebagai perwujudan terima kasih kepada para pahlawan tersebut, admin akan mengumpulkan beberapa puisi tentang pahlawan tak di kenal sebagai berikut :
Puisi Pahlawan Tak Dikenal
Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : aku sangat muda.
Baca juga :
Puisi Pahlawan Tak Dikenal
Sang Pionir Kesepian
Senyumnya renyah menggelitik usia
Keriput wajah menyeringai jelas
Usia senja menjelang usai
Ia tersengal menatap kebekuan
Dia, dulu pahlawan
Berpeluk senapan bersapa kematian
Di dera peluru yang berdesingan
Ia tetap tak dikenal
Indonesia sang Garuda Nusantara
Ia telah meminjamkan kehidupan
Untuk Bangsa yang terbela
Yang di dapat hanya usia senja
Pahlawan Yang Tersiakan
Di gubuk ada sejasad jasmani
Rentan dan rapuh menatap waktu
Seperti menanti kematian yang terus mengintip
Bukankah dulu ia terbiasa dengan malaikat kematian?
Kadang, mungkin ia berfikir
Lebih baik mati di medan juang
Daripada terlantar sebagai makhluk usang
Tak ada terima kasih dari sang bangsa
Dulu ia berjuang melempar kehidupan
Menanggalkan cintanya demi sang garuda nusantara
Kini, ketika merdeka telah digenggam sang garuda
Tinggal sendiri dibiarkan menunggu mati
Katanya,
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya
Bukan,
Itu bukan di Indonesia,
Di Indonesia cukup menjadi besar
Dengan kemewahan para wakil rakyatnya
Semoga bangsa kita bisa lebih menghargai para pahlawan yang meskipun tak sehebat Jendral Soedirman, atau secerdas Ir. Soekarno. Mereka yang dulu berada di garda depan menantang musuh kemerdekaan tetaplah pahlawan meski kini hanya lelaki tua yang menunggu takdir sang Tuhan. Semoga kumpulan puisi pahlawan tak dikenal di atas mengingatkan kita pada perjuangan para pejuang dan membuka mata kita agar tidak menyia - nyiakan jasa para pahlawan.