Puisi Air | Puisi tentang air merupakan kumpulan puisi yang objek pembicaraan atau gagasan utamanya adalah air. Dengan karakteristiknya yang memiliki kecenderungan mengikuti tempat, menguap jika dipanaskan serta menjadi embun saat uap mulai mendingin menjadikan air memiliki keistimewaan. Tak hanya itu, air adalah salah satu sumber kehidupan, dimana ada banyak makhluk hidup yang bergantung kepadanya.
Namun demikian, air juga seringkali menjadi bencana ketika ia tak lagi di jaga. Banjir yang sering merendam daerah Jakarta atau tanah longsor yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia merupakan contoh bencana yang disebabkan atau setidaknya air memiliki andil di dalamnya. Untuk itulah, jaga selalu air di nusantara. Jaga ia agar terus bersih dan layak di gunakan. Jaga dia agar ia tidak meluap lantaran sampah yang menahannya mengalir. Puisi air atau puisi tentang air akan memberikan gambaran tentang air dan perubahannya dari masa kemasa. Selamat membaca puisi tentang air di bawah ini :
KUMPULAN PUISI TENTANG AIR DAN HUJAN
Puisi Air : Bilakah Ada
Bilakah ada kebijakan manusia
Mencintai airnya yang penuh kehidupan
Haruskah haus adalah pengingat
Manusia yang lupa agungnya sang Air
Tiap tetes air yang memancar dari sang pertiwi
Butiran embun yang menempel diantara barisan daun
atau curahan hujan yang menggempur bumi
di tiap atomnya, di sana ada kehidupan sang alam
Bilakah angin menyejukan udara
Bilakah matahari menghangatkan dunia
Bilakah bumi pijakan tempat ciptaan berpijak
Maka Air lah penyatu mereka
Lalu kau apakan Air?
Adakah kau anggap terlalu banyak
hingga kau lupa suatu saat akan ada masa
Dimana kemarau meminum semua air
Lalu kau apakan air?
menyiraminya dengan minyak
Kotoran baumu
atau sesampahan yang menghalanginya mengalir?
Lalu kau anggap apa syurkurmu?
Puisi Air : Syukurmu Pada Air
Kemarau menerjang bumi
Menanduskan lahan menggersangkan tanah
Harapan hadirnya curahan air dari langit
Seperti mengharap datangnya anugerah dari Tuhan
Rintik hujan menyapa bumi
Memanggil tunas - tunas untuk tumbuh dengan kehijauannya
Mengundang sang bunga untuk mekar dari kelayuannya
Air melukis pelangi lewat bias matahari
Manusia bersorak mengucap syukur
Sembahyang penuh doa telah terkabulkan
Dengan asa yang dititipkan lewat air yang mencurah
Lalu, bagaimana syukurmu atas nikmat ini?
Sungai terus mengalir mengikuti hilir
dari hulu sumber berasal
Kau bersyukur dengan sambah yang kau buang
Dengan kotoran yang kau lempar
Dengan pohon yang kau tebang,
Tanah kian gersang
Sungai kian dangkal
Lalu banjir menyapamu,
Siapa yang kau salahkan?
Tuhan dan Alam
Padahal tanganmulah yang mencemar kehidupan
Mencerabut harapan kesejukan
Menyirnakan resapan resapan tempat mengalir
Bagaimana kau bersyukur atas air yang kau nikmati?
menjaganya atau..........
Menhabisinya?
Puisi lainnya :
Puisi Air : Tentang Hujan
Langit menghamparkan permadani hitam
Awan merubah wajud menjadi mangsa kegelapan
Hujan turun menyentuh bumi
Rintik air meluncur menggempur tanah nusantara
Duhai sang Hujan,
bolehkah kutulis lautan kata untukmu
Agar kau bermuara diujung penaku
Atau sekedar kukenang suara gemericikmu
Lewat huruf - huruf yang berdenting
Wahai sang Hujan,
Maukah kau temani diri yang sendiri
Karenamu, aku tak lagi sendiri
Ada sahabat - sahabat yang mendekam di rumah
Wahai sang Hujan,
Maukah kau terus memainkan musik alam
Kekhasaran butir suaramu menghayutkan imaji
Dalam kenang dan hening
Kudendangkan himne kedamaian
Ketika suaramu berpantul dengan angin yang bergelayut
Ah, Kau Hujan
Masihkah mau menghijaukan bumi
Padahal manusia telah menjadikannya kering gersang dan tandus
Ah, Kau Memang Hujan
Selalu turun tak perduli bagaimana air memangsa pohon - pohon
Tak perduli manusia telah mengotori anakan sungaimu
Malaikat tetap memberkahimu
Lewat kasih Tuhan pada alam dan penghuninya
Ketiga puisi air diatas merupakan beberapa contoh puisi tentang air yang semoga bisa mewakili keadaan air sekarang ini. Mari kita sadari bahwa alam yang kita tinggali bukan hanya alam untuk kita, namun juga anak, cucu dan masa depan generasi kita.