Puisi Tentang hari Pers – pada postingan kali ini dunia puisi kembali akan membagikan informasi seputar puisi
tentang hari pers. Saya akan menyuguhkan beberapa kumpulan puisi tentang hari
pers yang pasti nya akan menyentuh ke hati siapa pun yang membaca.
Sejarah Hari Pers Nasional
Namun sebelum kita
masuk pada kumpulan puisi tentang hari pers. Baiknya kita harus mengerti
terlebih dahulu tentang sejarah mengapa adanya hari pers tersebut? Peringatan hari
peras nasional atau HPN yang jatuh setiap tanggal 9 Februari didasarkan pada
Keputusan Presiden Nomor 5 tahun 1985. Keputusan Presiden Soeharto pada 23
Januari 1985 itu menyebutkan bahwa pers nasional Indonesia mempunyai sejarah
perjuangan dan peranan penting dalam melaksanakan pembangunan sebagai
pengamalan Pancasila.
Namun meski begitu,
sebelum keputusan tersebut , HPN telah digodok sebagai salah satu butir
keputusan Kongres ke-28 Persatuan Wartawan (PWI) di Padang, Sumatera Barat,
pada 1978. Kesepakatan tersebut, tak terlepas dari kehendak masyarakat pers
untuk menetapkan satu hari bersejarah untuk memperingati peran dan keberadaan
pers secara nasional.
Kumpulan Puisi Tentang hari Pers
Dari keputusan-
keputasan diatas, maka tanggal 9 februari merupakan peringatan hari pers
nasional. Pers selalu mengalami dinamika permasalahannya dari masa ke masa.
Bukan saja pada masa Orde Baru, namun juga sebelum Orde Baru hingga saat ini
mulai dari belenggu kolonialisme hingga kebebasan pers yang dibungkam. Maka
dari itu, diharapkan, melalui peringatan HPN, insan pers dan masyarakat sudah
seharusnya senantiasa berbenah dan mewujudkan cita-cita Indonesia.
Baca : Puisi Perjuangan Buruh dan Hari Buruh
Baca : Puisi Perjuangan Buruh dan Hari Buruh
Di dalam artikel
kali ini saya akan menyuguhkan beberapa kumpulan puisi tentang hari pers, dapat
anda baca secara seksama sebagai berikut.
Biru Lautan Tak
Seindah Perlakuanmu
Biru lautan tak
seindah perlakuanmu
Keras ombak lambang kesombonganmu.
otak dan perilakumu tak lagi saling menyatu
Tak tau mana lawan dan mana kawan
Kau perisai bagi rakyatmu
kau juga duri dalam dagingku.
Mana janji tulus setiamu
yang tak kunjung kau tepati
Bila
rakyat berani berkeluh
Itu artinya sudah gawat
bila omongan penguasa tak lagi dapat dipercaya
maka kebenaran pasti terancam
Demokrasi
Media Massa
Tak semua wartawan profesional
di antaranya adayang suka nakal
Fakta suka di putar
Demi dapatkan beribu keuntungan
wartawan tanpa surat kabar
Keberadaannya sudah dimana saja
Berkedok macam wartawan benar
pada akhirnya hanya untuk kesenangan
demokrasi media massa
bukan hanya penyampai informasi belaka
tetapi juga pengontrol semua lembaga
Punya kode etik yang mesti dijaga
Si Pemburu Berita
Di tengah panas terik matahari
Wartawan terus berjuang
Berjuang tak ada lelah
Badan legam tak dipandang
Kemana pun pergi
kamera setia menemaninya
tak lupa juga pena
Wartawan terus memburu berita
Gaji bukan persoalan
Asal kan itu halal
Bagi wartawan yang senang
Ketika tulisannya jadi pembicaraan
demikian artikel mengenai Puisi Tentang hari Pers yang berisi kumpulan puisi diatas, semoga bermanfaat dan menambah kecintaan kita terhadap indonesia mengingat perjuangan-perjuangan para pahlawan yang tak pernah hilang di telah zaman, terima kasih :)