#search{width:330px; border:none;background:transparent;height:32px;padding:0;text-align:left;overflow:hidden;border-left:1px solid #BBB} #search #s{width:70%; background:none;color:#3F3F3F;border:0;padding:4px;margin:3px 0 0 12px;float:left} #search .search-image{border:0;vertical-align:top;float:right;margin:8px 4px 0 2px} #search-wrap{padding:15px 0} .topsearch #search{margin-top:0;margin-bottom:0} ='ltr' id='wrapper'>

Pages

Kumpulan Contoh Puisi Cinta Romantis

Kumpulan Puisi Cinta Galau, Kata Bijak Mutiara, Puisi Guru, Alam, lingkungan sekolah, hidup dalam bahasa inggris

Puisi CInta Untuk Ibu Tersayang Terbaru 2018

Puisi Cinta ~ Ibu, sebuah nama yang mengemban sejuta amanah. Dia adalah malaikat yang diutus Tuhan untuk menyayangi dan menjaga kita. Ia, Ibu, adalah wanita yang teguh dengan kesabaran ketika mengurus kita hingga kemudian kita meninggalkannya saat kita telah menemukan wanita lain pendamping hidup kita. Kita mungkin lupa bagaimana saat pertama kalinya Ibu menantang maut demi agar kita bisa melihat dunia ini, kita mungkin lupa bahwa ada sesosok perempuan yang rela bangun saat mengantuk hanya karena mendengar tangisan kita yang meraung - raung karena mengompol. Tapi Ingatlah, bahwa tanpa seorang Ibu, kau bukan Apa apa.
Puisi CInta Untuk Ibu Tersayang Terbaru 2015

Betapa besar kasih sayang seorang ibu kepada kita sehingga sudah sepantasnya kita harus menghormati, menyayangi dan menjaganya ketika hidup dan terus mendoakannya baik ketika masih di dunia ini maupun ketika sudah kembali kepada Tuhan. Cintalah yang membuat Ibu kita kuat dan dengan cinta yang luar biasa itulah, Ibu mampu membesarkan kita. Kita pun bisa membalas cinta dan kasih sayang ibu kita dengan berbakti, membanggakan orang tua atau menulis puisi ibu tercinta atau puisi untuk ibu tersayang.

Berikut ini akan saya berikan beberapa puisi ibu tercinta yang merupakan salah satu puisi cinta keluarga yang paling menggetarkan hati di tahun 2018. Selamat membaca.

Puisi Ibu tercinta : Kematian Ibu

Pucat Ibu

Wajah itu,
Kian memucat hingga membeku
Mata itu,
Kian terpejam hingga aku tahu.
Tak ada lagi cahaya yang masuk ke matanya

Pucatmu Ibu
Saat kau terbaring tanpa nyawa
Menutup bibir dengan mata yang terpejam
Tubuh kaku penuh wewangian
Kau pergi, menuju hadirat Tuhan

Kupandangi wajah pucatmu
Inilah wajah penuh kasih
Sekaligus penuh letih
Yang seringkali merasakan perih
Demi sang buah hati yang tak tahu terima kasih

Wahai Ibu,
Mengapa Cahaya kesadaranku baru terbit
Saat cahaya hidupmu redup
Mengapa kebaktianku tak ada saat kau bersimpuh nyawa
Namun kini, 
Ingin rasanya membaktikan diri kepadamu
Namun terlambat waktu karena kau telah tercerabut
Dari sejarah kehidupan dunia.

Kini, 
Ijinkan anakmu memerbaiki diri
Menimang sesal dalam laksa yang resah
Aku berjanji
Untukmu, Aku kan menjadi diri sendiri

 Puisi Ibu : Kasih Sayang Bunda

 Malaikat Itu, Ibu

Tuhan adalah sumber kasih sayang
Dan Ibu adalah cahaya dari cahaya Tuhan
Di dalamnya keridhaan Tuhan bersemayam
Meresap seperti resapan cinta maha cinta

Malaikat itu ada,
dari pertama aku ada
Dari pertama aku melihat dunia,
Dari pertama aku membuka mata

Malaikat itu tanpa saya
Tak bisa terbang menggapai awan
Tak bisa membuat keajaiban tanpa perjuangan
Namun, malaikat itu selalu hebat melebihi apapun jenis malaikat

Malaikat, itu, Ibu
malaikat yang memiliki rasa letih
Malaikat yang tersiksa dengan rasa sakit
Malaikat yang seringkali merasakan pedih
Namun,
Malaikat itu akan lebih mulia
Dari malaikat termulia sekalipun

Puisi Ibu : Anak Durhaka

Aku ingin bersimpuh

Kutulis puisi ini
Saat gerimis menyisakan suara gemericik
Saat malam gelap menahan kesedihan
Saat q tatap wajah wanita tua renta

Ibu,
Ijinkan aku melihatmu
Sebebas ku, selepas mataku
Keriputmu adalah buah dari perjuangan membesarkanku
kau meringkuk kedinginan
Dalam usia renta yang kian mendekati kematian

Aku bertanya pada diriku sendiri
Anak macam apa aku ini?
Seperti sampah, bahkan lebih rendah
Seperti bangkai, tapi tak lebih baik

Engkau letih mencari sesuap nasi
Aku sibuk menghancurkan diri
Engkau perih menahan sakit demi bahagiaku
Aku terlena dengan minuman haram
Engkau terbakar menahan panas
Aku menikmati pergaulan yang tak terbatas
Engkau kedinginan di guyur hujan
Aku bersorak menikmati kehancuran

Anak macam apa aku ini?
Tuhan, kesadaranku mengantarku perlahan
Pada hakikat kasih ibu
Panjangkan umur nya
Ijinkan Ia melihat betapa sukses diriku
Agar ia tahu
Tak sia sia Ibu menlahirkan aku ke dunia

Demikianlah puisi Ibu tercinta sebagai bentuk ungkapan puisi cinta untuk ibu tersayang. Semoga saja dari puisi ibu tersebut kita dapat merenungi betapa besar kasih sayang seorang ibu. Salam hangat untuk Ibu kita. Semoga ia akan dikumpulkan bersama kita di syurga amin.
Back To Top